Makam Kiai Khetib Arum Jongke Kidul Saksi Bisu Perang Jawa di Melaten

Wisata


SLEMAN, Kabar Malioboro – Padukuhan Jongke, Sendangadi, Mlati, Sleman ternyata memiliki peristiwa sejarah penting pada perang Jawa atau babad Diponegoro 1825-1830.

Hal tersebut terkuak saat sarasehan mengenang 200 tahun Perang Diponegoro yang berlangsung di Padukuhan Jongke Minggu (23/02/2025).

Tokoh masyarakat sekaligus peneliti yang menginisiasi acara tersebut Harjuna mengungkapkan ketika diteliti, Padukuhan Jongke Kidul memiliki kecocokan atas peristiwa besar yang terjadi di Dusun Pisangan, Sleman.

Hal tersebut dapat dibuktikan melalui tinggalan berupa makam serta batu nisan tipe deksan yang memiliki simbol-simbol simetris dan asimetris. Dimana menurut peneliti makam tersebut hanya ada di periode Perang Jawa.

“Besar kemungkinan makam merupakan korban pertempuran atau makam seseorang pasca perang Jawa. Termasuk terdapat makam R. Kiai Khetib Arum bersama pendereknya,” kata Juna sapaan akrabnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kaur Tata Laksana Kalurahan Sendangadi itu menyebut penelitian bertujuan menelusuri peristiwa pertempuran pasukan Diponegoro yang pecah di wilayah Melaten (sekarang Mlati) khususnya Jongke lebih jauh.

Selain itu, penting mengetahui peran Kyai Khetib Arum sebagai senopati pasukan Diponegoro yang memimpin Laskar Melaten saat itu. Dibawah komando Kyai Khetib Arum, Pasukan Melaten bertugas menjaga jalan yang menghubungkan Yogyakarta-Kedu.

“Kami berharap Jongke Kidul menjadi bagian dari pusat kajian sejarah Perang Jawa dan pusat kajian religi kedepannya. Sekaligus menjadi tempat wisata spiritual yang menarik,” katanya.

Sarasehan diikuti puluhan warga terdiri dari tokoh masyarakat, perwakilan Kalurahan, Dinas Kebudayaan Sleman, dan Pendamping Budaya DIY.

Turut hadir tokoh masyarakat Jongke Nurhadi Kuncoro. Para peneliti Yoga WR, Rendra Bagus Pamungkas, serta M. Ali As’ad (Pendamping Budaya DIY). (eyd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *