Surat Cinta dari Bulaksumur untuk Pemerintahan Baru

Headline Wisata


Kampus UGM kembali mengirim surat cinta. Surat cinta dipilih sebagai ungkapan rasa cinta. Beberapa waktu lalu, ditulis surat cinta dari sivitas akademika yang mengingatkan agar alumninya “pulang” atau kembali ke roh perjuangan kampus. Kali ini surat cinta “ditulis” oleh para Guru Besar dan ketua program studi pariwisata maupun para pelaku pariwisata di Yogya dan sekitarnya.

Surat Cinta dari Bulaksumur ini  “dikirim” dalam rangkat HUT ke-30 Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, 23 Juli 2024.  Puspar UGM lahir pada 23 Juli 1994. “Penyusunan” surat cinta dilakukan dalam satu semiloka Membangun Masa Depan Pariwisata Indonesia yang Tangguh, Berdaulat dan Bertanggung Jawab.

“Ini momentum yang pas menjelang pergantian rezim, pergantian pemerintahan. Kami ingin mengingatkan kepada pemerintahan yang baru agar perkembangan pariwisata Indonesia berjalan dalam arah yang benar,” tegas Kepala Puspar UGM Dr Muhamad Yusuf MA.

Yusuf juga menegaskan  “surat cinta” akan berbentuk policy brief,  paper (makalah) yang agak panjang serta buku.  “Para tamu yang hadir di sini, jika ingin menyumbangkan satu chapter tulisan bisa kami tampung dan terbitkan dalam bentuk buku untuk melengkapi tulisan yang sudah ada ini,” tambah Yusuf.

Hadir menjadi pemantik diskusi dalam semiloka itu para guru besar pemikir pariwisata UGM. Mereka menyampaikan rasa cintanya pada negeri ini.  Ada Prof Dr Phil Janianton Damanik, Prof Ir Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, Prof Tri Kuntoro Priambodo dan Prof Dr M Baiquni.

Kemudian juga hadir Ketua Program Studi (Prodi) S3 Kajian Pariwisata Hendri Adji Kusworo MSc, PhD, Ketua Prodi S2 Kajian Pariwisata Dr Dyah Widyastuti dan Ketua Prodi S1 Pariwisata Dr Wiwik Sushartami MA. Ikut menyampaikan surat cinta Ketua DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DPD DIY Bobby Ardyanto Setya Aji.

“Surat cinta yang ditulis” para guru besar di sesi pertama menyoal kebijakan politik dan ekonomi yang melahirkan kebijakan dalam pariwisata. Kemudian soal tantangan pelestarian dan konservasi yang perlu dilakukan di destinasi dengan paradigma pertumbuhan ekonomi yang begitu kuat.

Diungkap pula sisi gelap digitalisasi yang selama ini selalu diagung-agungkan sebagai salah satu alat pertumbuhan pariwisata. Kemudian tantangan lain yang mesti diantisipasi seperti perubahan iklim dan dampak yang menyertainya bagi ekosistem kepariwisataan.

Sedangkan “surat cinta” di sesi kedua lebih menukik ke soal mikro, teknis dan riil dari kondisi industri pariwisata saat ini. Di antaranya disoal perlunya pendidikan pariwisata yang humanis, berstandar etik, mengedepankan critical thinking dan creative thinking.

Lalu soal menjamurnya desa wisata dengan beragam masalahnya. Mulai dari karakteristik dan atraksi yang sama karena lokasi berdekatan sehingga menjadi pesaing satu sama lain. Atau desa wisata yang ada ketika dinilai dan hilang saat tim penilai pergi.

Desa wisata yang tidak memahami karakter dirinya sehingga bersifat instan, tidak memiliki energi sehingga mengambil energi dari tempat lain hingga desa wisata yang belum memenuhi standar keberlanjutan lingkungan.

Surat cinta dari Bulaksumur juga  “diisi” lemahnya kolaborasi berbagai pihak yang seharusnya bersama-sama memajukan pariwisata. Sinergi yang belum terjadi dari stakeholder pariwisata. Maupun tingginya egosentrisme pihak-pihak yang terlibat dalam pemajuan pariwisata.

Pendeknya, Surat Cinta dari Bulaksumur untuk penguasa baru itu mengingatkan bahwa pariwisata Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Perlu perumusan kebijakan dari pemerintahan baru untuk membawa pariwisata menjadi lokomotif perekonomian Indonesia. Pariwisata yang memperhatikan kelestarian lingkungan, keberlanjutan soaial budaya, dan keberlanjutan ekonomi.

Acara HUT ke-30 Puspar UGM ini diwarnai pemotongan tumpeng dan pemberian cenderamata kepada dua mantan Kepala Puspar UGM yakni Prof Chafid Fandeli dan Prof Joko Wiryono. Juga dihibur oleh musisi cilik yang baru saja mengisi Jazz Gunung Bromo Shifa Ardianti Ishaputri. (wid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *