Bukan Belanja Barang, Ekonom Bank Mandiri Menilai Belanja “Pengalaman” Akan Jadi Penopang Ekonomi

ꦲꦼꦄꦣ꧀ꦭꦶꦤꦺ ꦱꦶꦧꦏꦸꦭ꧀

Ekonom Bank Mandiri membeberkan proyeksi perekonomian nasional kuartal ketiga 2025. (istimewa)

KABARMALIOBORO–Perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid dan diproyeksikan mampu tumbuh di kisaran 4,96% pada akhir tahun 2025. Sejumlah faktor, diperkirakan akan menjadi pendorong perekonomian, di tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian global.

Proyeksi optimistis ini disampaikan oleh para ekonom Bank Mandiri dalam acara Mandiri Economic Outlook Kuartal III 2025 yang digelar di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Optimisme ini, juga dilatarbelakangi oleh kinerja kuat pada Kuartal II 2025, yang mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year), menjadi fondasi utama dari optimisme ini. Dua mesin utama yang menjadi penopang utama adalah konsumsi rumah tangga yang tetap kokoh dan lonjakan signifikan pada sektor investasi.

Mesin Ganda Perekonomian

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi motor penggerak utama ekonomi, dengan pertumbuhan mencapai 4,97% pada Kuartal II 2025, didorong oleh momentum libur Lebaran dan sekolah.

Menariknya, data dari Mandiri Spending Index (MSI) mengungkap adanya pergeseran tren belanja masyarakat. “Bank Mandiri melihat terdapat kenaikan preferensi belanja masyarakat untuk experience-based seperti makan di luar, travel, dan transportasi dibandingkan pembelian barang (product-based). Indeks belanja experience-based meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2024,” papar Andry.

Mesin kedua yang menyala terang adalah investasi, yang melonjak drastis hingga 6,99% pada Kuartal II 2025, dari sebelumnya hanya 2,12%. Peningkatan ini, yang terlihat dari naiknya impor barang modal seperti mesin dan peralatan, menjadi sinyal positif bagi peningkatan kapasitas produksi di masa mendatang.

Kondisi Makro yang Mendukung

Ketahanan ekonomi domestik juga didukung oleh kondisi makro yang stabil. Inflasi pada Juli 2025 tercatat terkendali di angka 2,37%. Kondisi ini, ditambah dengan stabilnya pasar keuangan, memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5% pada Agustus 2025, sebuah langkah yang diharapkan dapat semakin mendorong pertumbuhan.

Dari sisi perbankan, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Ari Rizaldi, menegaskan bahwa industri perbankan nasional berada dalam kondisi sehat untuk mendukung perekonomian. Hal ini tercermin dari kinerja solid Bank Mandiri sendiri, yang mencatatkan pertumbuhan kredit wholesale sebesar 15,8% hingga Mei 2025—jauh di atas rata-rata industri—dengan kualitas kredit yang sangat terjaga (NPL 1,06%).

Menjaga Momentum

Meskipun proyeksinya positif, Andry Asmoro menekankan pentingnya kebijakan yang antisipatif untuk menjaga momentum pertumbuhan. “Diperlukan dukungan kebijakan countercyclical yang mampu memberikan bantalan bagi perekonomian,” ujarnya.

Kebijakan tersebut meliputi kebijakan moneter yang tetap akomodatif dari Bank Indonesia dan, yang tak kalah penting, percepatan realisasi belanja pemerintah (kebijakan fiskal) untuk berperan sebagai penopang ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. (*)

ꦠꦶꦁꦒꦭ꧀ꦏꦤ꧀ꦧꦭꦱꦤ꧀

꧋ꦄꦭꦩꦠ꧀ꦌꦩꦻꦭ꧀ꦱꦩ꧀ꦥꦺꦪꦤ꧀ꦎꦫꦣꦶꦗꦺꦣꦸꦭ꧀ꦤꦺꦈꦠ꧀āꦮ꧀āꦣꦶꦏꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦺ꧉ ꧋ꦫꦺꦴꦱ꧀ꦱꦶꦁꦏꦸꦣꦸꦣꦶꦆꦱꦶāꦤ꧀āꦠꦤ꧀ꦝꦤꦺ *