Payung Peneduh : Jalani dan Nikmati

Tugu


Sebagian kita terpenjara oleh kesedihan masa lalu. Dirasuki oleh kecemasan masa depan. Melupakan saat ini yang sedang kita jalani dan lalui.

Padahal masa lalu tidak akan kembali. Masa depan, masih belum terjadi. Sementara hari ini yang sedang kita tapaki, sama sekali gagal kita hayati dan nikmati.

Akhirnya, kita tidak hidup di masa manapun. Kita tidak lagi hidup di masa lalu. Belum hidup di masa depan. Tapi juga tidak hidup sepenuhnya di hari ini. Kita seperti kerakap (pohon sirih) tumbuh di atas batu. Hidup segan, mati tak mau.

Dalam bahasa Inggris, present adalah kata yang menunjukkan waktu saat ini atau waktu yang sekarang kita jalani. Namun kata present, berarti pula hadiah. Sementara kata hadiah, terambil dari bahasa Arab, yang seakar kata dengan hidayah : petunjuk atau solusi yang Allah berikan atas dasar kasih sayang-Nya.

Oleh karena hari ini adalah hadiah dari Allah kepada kita atas dasar kasih sayang-Nya, maka awali dengan memuji dan mohon ampunan kepada-Nya. Tapaki dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan yang terbaik, sebagai wujud penghambaan dan rasa syukur terhadap-Nya.

Jalani dan nikmati dengan hati tenang, lapang, dan senang. Untuk apa-apa yang sedang kita lakukan, jadikan ikhlas sebagai landasan. Berkaitan hasilnya di masa depan, tawakal yang jadi pegangan.

Bila kemudian hasil yang datang sesuai harapan, syukur yang kita hamparkan. Namun, jika buahnya tidak sesuai keinginan dan impian, sabar yang kita genggam. Hati kita tetap tenang, lapang, dan senang.

“Ingatlah wali-wali Allah atau orang-orang yang dekat dengan Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. 10 : 62)

Salam teduh,
Ustadz Sujarwo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *