Pameran Lukisan yang Ramah Disabilitas

Event Headline


SEORANG perempuan berkursi roda tampak hilir mudik memutari Aula TVRI Stasiun Yogyakarta. Berhenti sebentar pada papan display, mengamati lukisan yang dipamerkan di ruangan tersebut. Kemudian jalan lagi. Menuju sudut lain dan menikmati lukisan yang lain.

Kursi roda tersebut digerakkannya sendiri. Tanpa bantuan orang lain. Sejurus kemudian berhenti di depan lukisan berjudul Menembus Ruang dan Waktu. Dan ketika Kepala Stasiun TVRI Yogyakarta Budi Kurniawan melintas, diajaknya berfoto di depan lukisan tersebut.

Budi Kurniawan mengiyakan ajakan tersebut dan berpose di samping lukisan. Berhadapan dengan perempuan di kursi roda itu. Mereka lantas berdialog.

“Ini lukisan Ibu ya?“ tanya Budi disambut anggukan dan jawaban mengiyakan.

“Kenapa ini sosoknya perempuan, bukan laki-laki?“ lanjut Budi setengah bergurau. Ia menunjuk sosok yang ada di dalam lukisan Menembus Ruang dan Waktu. Mereka pun terlibat pembicaraan yang akrab dan santai.

Perempuan berkursi roda itu adalah Yaya Maria alias Maria Muslimatun. Salah satu perempuan perupa yang ikut dalam pameran lukisan Ambal warsa HUT ke-59 TVRI Yogya.

Yaya bisa leluasa menikmati lukisan karya teman-temannya karena akses ke Aula TVRI yang ramah disabilitas. Ada akses khusus untuk orang-orang berkursi roda. Di setiap tangga naik ada jalur langsam bergambar kursi roda.

Akses masuk Aula TVRI Yogyakarta yang ramah disabilitas.

Pameran yang berlangsung hingga 31 Agustus 2024 ini, memang memiliki sejumlah sisi menarik dari sudut peserta. Selain Yaya yang berkursi roda, ada peserta yang masih berusia 9 tahun. Namanya Aileen Nathania Pranata.

Kendati masih kelas 3 SD, Aileen cukup produktif berkarya.  Bahkan Aileen pernah  menggelar pameran tunggal. Tampilnya karya Aileen dalam pameran Ambal Warsa menarik perhatian. Lewat goresan kuasnya, Aileen menampilkan komposisi warna yang berani, tegas dan ekspresif. Karyanya berjudul Sore Hari.

Saat pembukaan pameran, Aileen didaulat mewakili peserta yang sudah sepuh untuk menerima sertifikat penghargaan dari pihak TVRI. Aileen menerima secara simbolis sertifikat yang disampaikan oleh Kepala Stasiun TVRI Yogya Budi Kurniawan.

Aileen yang belum pernah ke Studio TVRI, tak mau diajak pulang kendati acara pembukaan sudah selesai. Ia pun masuk ke Studio 1 untuk melihat syuting Sambanggo.  Acara yang menampilkan Pj Bupati Kulonprogo Sri Nurkyatsiwi dan Paniradya Pati Kaistimewaan DIY Aris Eko Nugroho.

Usai dari Studio 1 Aileen masuk ke Studio 3. Studio yang selama ini untuk pemberitaan. Studio untuk penayangan berita dan dialog seperti acara Kita Bicara. Selesai  eksplor dari studio ke studio Aileen bercerita keinginannya untuk bisa masuk tv.

“Saya kan sekarang lagi belajar menari. Kalau sudah pintar menari, bagaimana caranya bisa masuk teve, syuting di sini? “ tanya Aileen.

Pertanyaan Aileen langsung dijawab Budi Kurniawan. “Bisa. Aileen bisa syuting di sini. Kami punya acara khusus untuk anak-anak yang punya bakat. Ada drummer cilik, penari dan lainnya. Hubungi saja produsernya, “ jelas Budi.

Aileen pun tampak puas dan mau diajak pulang meninggalkan Aula TVRI lokasi pameran yang mengesankannya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *