DPRD Kabupaten Sleman Ikuti Rakorpim Kapanewon Moyudan
SLEMAN, Kabar Malioboro – Persoalan pertanian tetap menjadi topik utama dalam rapat koordinasi pimpinan (rakorpim) tingkat Kapanewon Moyudan dengan DPRD Kabupaten Sleman. Mulai dari kelangkaan air dampak dari perbaikan rutin selokan Mataram, hama tikus dan harga pupuk yang mahal sehingga tidak bisa dijangkau oleh petani.
”Selain mahal kuota pupuk yang terbatas membuat petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk,” ujar Lurah Sumbersari, Moyudan, Sukadi saat menyampaikan laporannya pada Rakorpim yang diselenggarakan di Aula Rapat Kapanewon, Moyudan Rabu (28/8), kemarin.

Hadir dalam rakorpim yang dipimpin oleh Panewu Moyudan Harsowasono, Kapolsek AKP Bowo Susilo, Lurah Sumbersari Sukadi dan Lurah Sumberarum Sukamto. Dua lurah lain tidak hadir yakni Lurah Sumberrahayu Sigit Tri Susanto dan Lurah Sumberagung Drs H Duljiman. Mereka hanya mewakilkan stafnya.
Selain itu, hadir juga dari beberapa perwakilan instansi vertikal seperti Koramil, Kantor Urusan Agama, Kantor Cabang Pendidikan, Puskesmas, Penyuluh Pertanian dan TPSK.
Sukadi menyampaikan salah satu faktor kurang optimalnya hasil pertanian dikarenakan petani kesulitas mendapatkan pupuk. Para petani hanya mendapatkan jatah sesuai dengan kuota yang diberikan oleh distributor. ”Jadi, banyak yang tidak maksimal panennya karena pupuknya juga minim,” urainya.
Hal senada juga diungkapkan Sukamto. Matinya aliran selokan Mataram karena program perbaikan rutin akan sangat berdampak pada hasil pertanian di wilayahnya. Bahkan, para petani akan cenderung memilih membiarkan lahan pertanian mangkrak tidak ditanami. ”Karena kalau ditanami pun hasilnya tidak akan maksimal,” ungkapnya.
Selain persoalan pertanian, Sukamto juga menyampaikan hasil dari penilaian yang dilakukan oleh komisi pemberantasan korupsi di Kabupaten Sleman, indeks pencegahan korupsi di Kalurahan Sumberarum mendapatkan nilai tertinggi. Bahkan, dalam dekat pihaknya akan diikutsertakan dalam review di Tingkat Provinsi.
”Mohon doanya kami bisa Kembali mendapatkan nilai tertinggi sehingga bisa menjadi kebanggaan seluruh perangkat dan warga di wilayah kami,” pintanya.
Menanggapi hal ini, anggota DPRD Kabupaten Sleman dari Fraksi Patai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Syukron Arif Muttaqin, SE, MAP menyampaikan terima kasih atas laporan dan aspirasi yang disampaikan dalam rakorpim kapanewon ini. Dia mengaku siap menampung aspirasi yang disampaikan dan akan diteruskan untuk diambil kebijakan bersama dengan pihak-pihak terkait di pemda Sleman.
”Terus terang kami belum bisa matur banyak karena belum ada sebulan bertugas sejak dilantik dan belum tahu akan ditempatkan dimana. Tapi prinsipnya akan kami tindaklanjuti aspirasi ini,” tegasnya.

Terkait dengan persoalan gagal panen, anggota dewan yang sebelumnya bertugas di DPRD DIY ini menyampaikan harus ada perubahan metodologi dan kebiasaan petani di wilayah Moyudan. Bahkan, kalau perlu mencoba sesuatu yang baru yang belum pernah dilakukan agar bisa keluar dari persoalan yang selalu ada.
”Dari dulu, setiap tahun persoalannya hanya itu-itu saja kan. Jadi, harus berani mencoba yang baru. Bahkan, kalau perlu berpikir out of the box . Karena siapa tahu dengan paradigma dan kebiasaan baru semua persoalan itu akan selesai dengan sendirinya,” sarannya.
Selain Syukron, dari DPRD Kabupaten Sleman hadir juga dalam rakorpim ini Hasto Karyantoro dan Untung Basuki Rahmat. (*)