Sekber Keistimewaan Sikapi Gangguan Kamtibmas di DIY

Headline

KEDEPANKAN PERSAUDARAAN : Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra.

JOGJA – Sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan DIY menaruh perhatian khusus terhadap rangkaian gangguan keamanan dan ketertiban masyarkat (kamtibmas) yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan Seturan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Kejadian itu melibatkan sejumlah kelompok yang mengakibatkan timbul dan kerugian.

Sekber Keistimewaan DIY menegaskan Yogyakarta adalah kota pendidikan dan pariwisata. Banyak pelajar mahasiswa dari seluruh daerah Indonesia yang tinggal dan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

“Gangguan kamtibmas yang kerap terjadi merupakan ancaman serius bagi perekonomian Yogyakarta dan mencederai spirit Yogyakarta sebagai City of Tolerance,” tegas Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra Senin (4/7).

Sekber Keistimewaan DIY mendesak pihak-pihak bertikai untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun. Kekerasan bukanlah solusi. “Kekerasan hanya akan memicu kekerasan baru yang beranak pinak. Kekerasan, apalagi terjadi di ruang publik, sangat merugikan kepentingan umum,” jelasnya.

Selain itu, Sekber Keistimewaan DIY menuntut aparat untuk segera mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban umum serta melakukan penegakan hukum tanpa pandang bulu. “Supremasi hukum adalah kunci terjaminnya rasa aman dan nyaman masyarakat,” tegas Hasto.

Hasto juga meminta aparat untuk tidak semata-mata bertindak ketika telah pecah konflik. Aparat juga harus dapat melakukan fungsi pencegahan dan antisipasi atau deteksi dini konflik. “Potensi konflik yang mucul salah satunya dapat dicermati dari merebaknya peredaran minuman keras beralkohol. Sebagian besar konflik yang diwarnai aksi kekerasan dipicu akibat konsumsi miras. Perlu ketegasan aparat untuk menegakkan segala aturan terkait atasnya,” paparnya.

Sekber juga menyeru semua pihak, khususnya segenap warga pendatang, untuk saling hormat menghormati satu sama lain. Wajib menjaga persatuan dan persaudaraan serta toleransi sesama warga bangsa.

“Ingat selalu pepatah, di mana bumi dipijak, dicsitu langit dijunjung. Artinya, di manapun kita berada harus berperan aktif mengutamakan nilai-nilai kebersamaan. Jangan nodai perjuangan leluhur bangsa yang telah berkorban jiwa raga mewujudkan kemerdekaan dan menjaga Indonesia tetap ada,” paparnya. (ary)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *