SLEMAN – Memanfaatkan momentum libur sekolah, sebanyak 59 anak dari berbagai daerah mengikuti sunat massal Minggu pagi (3/7). Diikuti anak-anak berusia 9 hingga 12 tahun, kegiatan berlangsung di SMP Muhammadiyah 1 Godean, Sleman.
Sunatan yang bertajuk Khitan Ceria itu diinisiasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Godean menggandeng LazisMu dan Purnama Group.
Ketua AMM Godean Dani Ari mengatakan, sunatan massal merupakan kegiatan rutin AMM Godean setiap tahunnya. Namun karena pandemi beberapa tahun lalu kegiatan sepakat ditiadakan.
“Sehingga ini terhitung pertama setelah pandemi. Untuk itu, kami ingin memberi kontribusi lebih dan turut meringankan beban masyarakat,” katanya disela kegiatan.
Selain terkait faktor kesehatan, dia menyampaikan khitan juga merupakan kewajiban setiap muslim sebagai wujud pembersihan sebelum beranjak dewasa (baligh). “Selain sehat juga ceria,” tambahnya.
Lebih lanjut Dani menjelaskan metode yang digunakan menggunakan teknik laser. Kali ini melibatkan 11 tenaga ahli khitan dari Klinik Ar-Rohman Moyudan.
Pria yang juga tergabung dalam Tim Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNN Kabupaten Sleman itu mengungkapkan, untuk melepas ketegangan, panitia menyiapkan satu alur pelaksanaan. Pertama peserta khitan akan dihibur dengan dongeng oleh kak Akrom.
“Selanjutnya peserta khitan akan dipanggil dan diarahkan ke ruang anestesi. Kemudian diambil tindakan (dikhitan), dan terakhir observasi selama 30 menit sebelum pulang,” jelasnya.
Hal tersebut dilakukan guna memastikan peserta tidak mengalami alergi, pendarahan, ataupun ketidaknyamanan lain. Sekaligus menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan dari Pemerintah. “Prosesnya cepat dan akurat, karena memang sudah ahlinya,” ucapnya sambil mengarahkan peserta.
Tak hanya sunat gratis dan obat-obatan saja. Dani menambahkan, peserta khitan juga mendapatkan sejumlah souvenir berupa kaos, voucher belanja dan uang saku.
“Selain itu, kami membuka kontrol luka pertama dan konsultasi di Toserba dan Swalayan Purnama, Godean pada Kamis (7/7) dan Jumat (8/7). Monggo, selain kontrol bisa sekalian membelanjakan vouchernya langsung,” imbuhnya.
Orang tua salah satu peserta Dalu Ratri sangat menyambut baik kegiatan tersebut. Dirinya mengetahui informasi terkait sunat massal dari WhatsApp group Muhammadiyah.
Menurut warga Sidoarum, Godean itu, adanya sunat massal cukup membantu meringankan beban. Mengingat biaya khitan saat ini juga tidak murah. “Alhamdulillah sangat terbantu sekali,” katanya bersyukur.
Sementara putranya Ahza Danish, 8, saat ditanya minta hadiah apa setelah disunat, anak ketiga dari empat bersaudara itu dengan lantang menjawab ingin dibelikan doro (merpati).
Pun halnya dengan peserta no 12 Syarif Saifudin, 10, putra dari Sriyono warga Gancahan, Godean itu minta dibelikan Handphone sebagai syarat dirinya berani disunat. (riy)