PPHI: Di Yogya, Perlu Diperbanyak Destinasi Ziarah Makam

Headline Lesehan
Menparekraf Sandiaga S Uno saat berziarah ke makam KH Ahmad Dahlan. (Foto: Antaranews.com)
Menparekraf Sandiaga S Uno saat berziarah ke makam KH Ahmad Dahlan. (Foto: Antaranews.com)

YOGYA – Usulan menarik datang dari Ketua DPD Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) DIY Drs H Taufik Ridwan. Taufik menegaskan destinasi wisata religi berbasis makam atau kuburan perlu dibangun di Yogyakarta. Apalagi ziarah ke makam bagi seorang muslim itu disunahkan. Taufik mencontohkan makam KH Ahmad Dahlan sebagai salah satu destinasinya.

“Sebagai contoh, di komplek kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta di Jl Ringroad Selatan telah dibangun Museum Muhammadiyah yang megah dan sangat modern. Ini menantang wisatawan utk memahami perkembangan dakwah Islam. Nah tidak jauh dari komplek kampus UAD ada makam pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan yakni di Karangkajen, “urai Taufik.

Bangunan Museum Muhammadiyah yang megah di Kompleks Kampus Terpadu UAD (Foto:Simponi)

Maka kalau misalnya makam KH Ahmad Dahlan itu dikemas dan dikelola menjadi destinasi wisata ziarah, lanjut Taufik, barangkali akan menjadi menarik. Ini perlu dipraktekkan. “Tetapi bagaimana tata cara dan etika berziarah sesuai sunnah rasul, harus ditata dan dijadikan aturan bagi wisatawan ziarah,” tambah anggota Dewan Pertimbangan GIPI DIY ini.

Taufik lantas membayangkan pasar wisata destinasi makam KH Ahmad Dahlan ini. Ada jutaan warga Muhammadiyah khususnya, dan kaum muslimin di seluruh dunia berziarah di makam pendiri Muhammadiyah dan sekaligus melihat hasil-hasil ikhtiarnya almarhum di Museum Muhammadiyah tersebut. Hal ini bisa menjadi sarana dakwah bagaimana ziarah makam yang sesuai tuntutan Rasulullah. Dan hal seperti ini menarik diadakan dan diperbanyak di Yogyakarta.

Ada jutaan warga Muhammadiyah khususnya, dan kaum muslimin di seluruh dunia berziarah di makam pendiri Muhammadiyah dan sekaligus melihat hasil-hasil ikhtiarnya almarhum di Museum Muhammadiyah.

Berkenaan dengan Asean Tourism Forum (ATF) yang digelar di JEC 2-6 Februari 2023, Taufik menegaskan sebagai warga Yogyakarta, khususnya pelaku industri bisnis pariwisata, sangat bersyukur ATF digelar di Yogya. Saatnya semua destinasi wisata lebih semangat berbenah dan bertahan untuk selalu menarik wisatawan.

Menurutnya, wisatawan akan menjadi “tuman” kalau di tempat wisata memiliki banyak kesan dan nilai positif. Dimulai dari para petugas dalam penyambutan dengan ikhlas dan riang gembira, ramah dan entengan walau sekedar diminta motret. Lokasi yg bersih, kamar mandi yang bersih dan wangi dan yg tidak kalah adalah keberadaan masjid atau mushola yang bagus, bersih dan menyenangkan.

“Tempat sholat di setiap pariwisata harus ada, nyaman dan menyenangkan. Karena mayoritas yang berwisata Ini kaum muslimin, maka tempat ibadah bisa diprogram oleh Pokdarwis atau pengelola. Ini juga menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk mewujudkannya, “tegas Taufik.

Ketika  destinasi wisata menarik dan tumbuh menjadi pilihan semua komunitas masyarakat maka otomatis menghidupkan UMKM dan bisnis di lokasi wisata dan otomatis akan ikut mengentaskan kemiskinan. “Kan lucu, wisatanya hidup dan ramai –dengan padatnya wisatawan menjejali Yogyakarta — kok tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Seharusnya kuantitas kunjungan wisatawan berdampak pada kualitas hidup masyarakat. ” ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *