Kabar Malioboro, Jogja – Pencapaian prestasi tertinggi seorang atlet harus didukung kemampuan dan keahlian yang cukup dan memadai. Untuk mencapai itu butuh konsistensi dan terukur dalam program latihan yang dijalani.
“Setiap latihan yang dilakukan harus diukur untuk mencapai target-target yang ditentukan. Dengan begitu, perkembangan dari latihan bisa dipantau capainya,” ujar Dr Budi Aryanto, SPd, M.Pd saat acara Bedah Buku berjudul Pengukuran dan Evaluasi Long Term Athelete Development (LTAD) yang digelar di Aula Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat (19/5) kemarin.
Selain Budi, acara yang merupakan kerjasama Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta ini menghadirkan penelaah Dr Widiyanto, S.Or, M.Kes (Dosen) dan Syukron Arif Muttaqin, SE, MAP (Anggota Komisi D).
Budi mengungkapkan pengukuran dan evaluasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan atlet. Sebab, hasil dari pengukuran bisa dipakai untuk melakukan evaluasi pada program latihan berikutnya. “Pelatih pun harus terbuka kepada atletnya terkait dengan kondisi atlet yang dilatihnya,” tutur pria yang juga menjadi pelatih Basket ini.
Selain itu, untuk mencapai kemampuan terbaik, program latihan atlet harus juga dijalankan secara konsisten. Sehingga tahapan dan capaian perkembangan atlet bisa tercapai. “Dan ini butuh konsistensi dalam latihan,” tandasnya.

Widiyanto menambahkan progam LTAD membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan, di negara lain program penyiapan atlet minimal dijalankan 12 tahun. “Di Indonesia baru 8 tahun. Makanya semakin panjang persiapannya semakin baik,” terangnya.
Sedang Syukron Arif Muttaqin menjelaskan, dalam rangka meningkatkan prestasi atlet DIY, DPRD sedang menyiapkan peraturan daerah (perda) tentang pembinaan olahraga. Tujuannya agar pembinaan atlet di DIY semakin baik dan berdampak pada prestasi daerah di kegiatan multi even. “Selain itu, adanya perda ini diharapkan juga bisa meningkatkan tingkat kebugaran masyarakat DIY,” jelasnya.

Muhammad Rosyid Budiman, S.Si dadi DPAD DIY menerangkan bedah buku merupakan salah satu kegiatan favorit pihaknya. Tujuannya untuk meningkatkan minat baca masyarakat. “Dengan membaca akan meningkatkan pengetahuan kita,” ujarnya saat memberikan sambutan. (rif)