Kuliah Lewat Youtube, Perupa Lintas Negara Pameran di Jogja

Event

Satu Dislike, karya Rektor Kampus Painting Explorer Deni Junaidi yang ikut dipamerkan.

Selalu saja ada yang mampu berinovasi melompati situasi mengatasi disrupsi. Situasi pandemi yang membawa hikmah perubahan pola hidup, termasuk pola belajar, yang melahirkan sistem kuliah online berhasil disiasati dengan adaptasi. Salah satunya oleh para peserta pameran ini.

Pameran lukisan Painting Explorer ke-2 ini, merupakan pameran hasil kuliah online. Ya, proses pembuatan karya seni dilakukan dalam perkuliahan online lewat fitur YouTube Membership. Namun lukisannya, dipamerkan secara offline di Koat Kopi, Tamantirto, Jogja.

Karena sistem itu, Kampus Seni Lukis Painting Explorer dapat diikuti oleh seniman dari berbagai kota Indonesia, bahkan termasuk peserta dari luar negeri, seperti Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Taiwan. Karya yang hadir pun beragam, baik dari segi bentuk, teknik, maupun material.

Pameran seni ini pun mengambil tema “Disrupsi Membumi”. Disrupsi merupakan lompatan inovasi dari sistem lama menuju tatanan baru. Disrupsi membumi berarti sikap yang tidak melupakan tatanan kehidupan offline kendati jagad online telah menjadi keniscayaan.

Display lukisan Disrupsi Membumi di Koat Kopi, Tamantirto, Bantul, Jogja.

Proses belajar mengajar di Painting Explorer terhitung mendisrupsi sistem pendidikan seni konvensional. Misalnya, perkuliahan dapat diikuti kapan pun dengan tetap dimulai dari tugas pertama.

Tidak ada batasan usia untuk mengikuti perkuliahan, yang telah berjalan. Mahasiswa tertua berusia 63 tahun dan termuda 10 tahun. Kelulusan tidak tergantung pada lama studi, tetapi kemampuan mencipta karya seni. Mahasiswa Painting Explorer akan diwisuda jika dapat berpameran tunggal dengan 25 lukisan.

Karya mereka dapat dinikmati dari tanggal 24 Juni hingga 22 Juli 2023. Terdapat 41 karya yang dibuat oleh: Adi Riadi (Jakarta Selatan), Agillient (Palembang), Ahmad Fauzi (Garut), Bari Rusmi (Jepara), Cong Phood (Malaysia), Deni Je (Jogja), D. Koestrita (Jakarta Timur), Edi Soe (Bengkulu), Egis LR. (Ciamis), Ibrahim Kariba (Makassar), Khuria Khusna (Wonosobo), Kiki Ayam (Tegal), Maelan/Mbah Wo (Nganjuk), Maria Noemi (Filipina), Miftah (Korea Selatan), Nia (Jogja), Reno Iskajaya (Ogan Komering Ilir), Sugeng Pribadi (Wonosobo), William Marvel (Surabaya).

Selain itu, pameran yang dibuka oleh akademisi seni Dr. Moh. Rusnoto Susanto, S.Pd., M.Sn. ini juga menghadirkan Seniman Bintang Tamu, yaitu: Agus Baqul Purnomo, Surajiya, dan Teguh Wiyatno.

Karya Egis LR berjudul Too Far from Home.

Pameran Lukisan Painting Explorer ke-2 “Disrupsi Membumi” dibuka pada tanggal 24 Juni 2023 pukul 19:30 di Koat Kopi Tamantirto Yogyakarta. Pameran berlangsung hingga 22 Juli 2023, buka tiap hari dari pukul 10:00 – 00:00 WIB.

”Paling tidak, dibanding Pameran Lukisan Painting Explorer ke-1 “Lumbung Padi Lumbung Konten”, alhamdulillahi rabbil ‘alamin, pameran ke-2 ini memiliki empat kelebihan dan satu kesamaan, ” papar Deni Junaedi, ”Rektor” Kampus Painting Explorer.

Kelebihan pertama, peningkatan jumlah peserta. Jumlah mahasiswa Kampus Seni Lukis Painting Explorer yang mengikuti pameran mengalami peningkatan, dari 15 menjadi 18 peserta. Tentu saja, jumlah keseluruhan seniman yang belajar di kampus yang berbasis YouTube Membership ini jauh lebih banyak, karena tidak setiap mahasiswa mengikuti pameran.

”Kedua, jangkauan peserta pameran lebih luas. Pameran ke-1 diikuti seniman dari 13 kota di Indonesia. Kini, peserta dari luar negeri juga turut serta, yaitu dari Korea Selatan, Malaysia, dan Filipina. Artinya, jangkauan perkuliahan di Kampus Seni Lukis Painting Explorer makin tersebar. Ini belum termasuk mahasiswa dari Taiwan yang kali ini masih mengikuti berbagai kelas persiapan sebelum masuk ke kelas Kuliah Seni Lukis Advance, ” tambah Deni.

Buku Emas karya Chong Pood (Malaysia).

Perbedaan ketiga, lanjut Deni, kehadiran Seniman Bintang Tamu. Untuk lebih menyemangati seniman Kampus Seni Lukis Painting Explorer, dan untuk lebih memberikan nuansa keseriusan perhelatan seni, pameran kali ini menghadirkan 3 Seniman Bintang Tamu, yaitu para pelukis senior yang kiprahnya di dunia seni lukis sudah teruji.

Sedangkan perbedaan keempat, peningkatan kualitas estetis. Terdapat 8 seniman yang mengikuti pameran ke-1 maupun ke-2. Secara visual teknis yang mereka garap jauh lebih artistik, konsep yang diangkat lebih matang, dan bahasa ungkap visualnya lebih mengena.

Adapun satu hal yang sama, ungkap Deni, baik di Pameran Lukisan Painting Explorer ke-1 maupun ke-2 adalah, dari dulu hingga sekarang suasana kekeluargaan di Kampus Seni Lukis Painting Explorer sangat kental.

”Di tengah suasana belajar seni lukis yang kompetitif, di lingkup kritik seni perkuliahan yang apa adanya, suasana kebersamaan dan saling mendukung sangat terasa. Saya sangat mengapreasiasi hal ini, ” tandas Dedi. Bagaimana dengan kesan peserta pameran yang juga mahasiswa Kampus Painting Explorer? Salah satu peserta D Koestrita menggambarkan perasaannya.

Karya D Koestrita, peserta dari Jakarta Timur.

”Ketika hasil dari kerja keras ternyata melebihi dari expektasi, apa yang ada di dalam benak kita? Pasti ada perasaan bersyukur, berterima kasih, senang, gembira, bangga, yakin, percaya diri, juga perasaan-perasaan suka cita lainnya. Hal ini sepertinya juga dirasakan oleh kami saat ini, sebagai peserta atau mahasiswa Civitas Akademika Kampus Seni Lukis On-line Painting Explorer,” urai peserta dari Jakarta Timur ini.

Diungkapkannya, bahwa hampir semuanya sedari awal hanya memiliki niatan untuk belajar melukis saja, ternyata bisa diajak dan kemudian mengikuti pameran seni lukis dengan berbagai bentuk penyaringannya.

”Bahkan kali ini, sudah ke-2 kalinya pameran diselenggarakan. Sungguh, ini pengalaman yang tidak terduga sebelumnya dan menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi kami. Terlebih bahwa pameran seni lukis adalah salah satu parameter bentuk keberhasilan seorang pelukis dalam berkeseniannya, ” tandas Koestrita. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *