SLEMAN, Kabar Malioboro – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Perpusarsip) Kabupaten Sleman, bersama DPRD Sleman menggelar workshop bedah buku berjudul Salah Kaprah Aksara Jawa.
Diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan, kegiatan berlangsung asik dan menarik di The Rich Jogja Hotel Kamis pagi (20/11/24).
Anggota Komisi B DPRD Sleman yang juga salah satu penulis buku, Sukron Arif Muttaqin menjelaskan buku lebih membahas tentang aksara Jawa, serta permasalahan-permasalahan yang sering muncul di masyarakat.
“Buku ini hadir memudahkan pembaca mengurai pernak-pernik terkait pengggunaan aksara Jawa. Baik yang sudah dalam bentuk naskah bacaan maupun kegiatan penulisan,”ujarnya.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut, pemahaman tentang aksara Jawa selama ini hanya berhenti pada narasi filosofi dan mitologi.
Mereka fokus pada lapisan-lapisan abstrak atau simbolik, sedangkan pemahaman mengenai peranannya sebagai alat komunikasi dalam sejarah budaya Jawa, terutama dalam konteks fungsional dan praktis, belum banyak digali. Misalnya seperti pemahaman pada penulisan loro (angka) dengan loro (sakit) seringkali dalam penulisan sama tapi sebetulnya berbeda.
“Aspek lain dari hadirnya sebuah aksara tidak dinarasikan sedemikian rupa sehingga banyak kalangan yang kemudian mengalami latah berjamaah apabila menemukan ada informasi atau literasi baru tentang aksara Jawa,” katanya.
Sukron berharap tulisan ini bisa menambah warna dan pemahaman mengenai aksara Jawa kedepannya. “Melalui workshop ini, kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa aksara Jawa bukan hanya warisan budaya, tetapi juga bagian dari identitas yang harus dijaga dan dipahami,” katanya.
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman Abu Bakar menyatakan workshop seperti ini sangat dibutuhkan. Dimana kegiatan seperti ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan literasi dan pemahaman berkaitan dengan aksara daerah, khususnya aksara Jawa di kalangan masyarakat khususnya Sleman.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keaslian dan kelestarian bahasa Jawa, yang merupakan salah satu identitas budaya kita,” ujar mantan Panewu Depok itu.
Lebih lanjut Abu menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menjaga kelestarian bahasa dan aksara Jawa di era digital saat ini.
Abu juga berharap workshop ini dapat menjadi pemicu untuk kegiatan serupa di masa depan dengan lebih melibatkan berbagai kalangan.
“Semoga dari kegiatan ini masyarakat Sleman semakin sadar akan pentingnya melestarikan aksara Jawa, tidak hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Selain Sukron turut hadir sebagai narasumber Ahmad Fikri dari Yayasan Bina Aksara Mulia. (eyd)